Indra Long: Piala Liga Champions Mampir di Citos

22 Juni 2007

Piala Liga Champions Mampir di Citos

Piala Liga Champions Mampir di Citos


Para bola mania di Jakarta beroleh kesempatan melihat dan berfoto bersama piala Champions Eropa. Citos terpilih menjadi tempat singgah kedua di Asia.

Piala kejuaraan sepak bola UEFA (Union of European Football Associations) Champions League 2 sampai 4 Maret 2007 lalu singgah selama tiga hari di Jakarta. Kedatangan piala ini bukan tanpa sebab. Kejuaraan Champions League ini sudah memasuki babak perempatfinal (sistem gugur). Untuk meningkatkan minat ‘gila bola’ menonton (lewat tv maupun nonton langsung di Eropa) kejuaraan ini piala ini didatangkan.
Asia adalah kawasan pertama yang dikunjungi piala itu. Piala ini singgah di Tokyo Roppongi Hills, Japan 23-24 Februari. Di Jakarta piala singgah di Cilandak Town Square 2-4 Maret lalu. Penggemar sepakbola di Jakarta antusias menyaksikan secara langsung wujud piala asli yang menghiasi ruang trofi klub-klub besar Eropa seperti Real Madrid, Liverpool, AC Milan, dan Ajax Amsterdam itu.
Menurut Michele Centenaro, Head of Club Competitions, UEFA. “Tur ini dimaksudkan untuk menyatukan seluruh penggemar sepakbola diseluruh dunia. Lewat program Tur Keliling Piala UEFA Champions League ini diharapkan para penggemar sepakbola di Jakarta akan lebih merasa akrab dengan kejuaraan Piala UEFA sehingga mereka pun juga dapat merasakan aura pertandingan sepakbola antar klub di Eropa ini.” Tur Keliling Piala UEFA ini disponsori oleh Heineken Beer.

Pengunjung bisa foto bersama dan menyentuh piala ini. Namun mereka disyaratkan membeli produk Heineken dan memasukan 9 digit kode yang tertera pada gelang promosi. Selain melihat piala Liga Champions, pengunjung bisa pula melihat pernik-pernik lain seputar Liga Champions.

Ada sepatu sepakbola yang pernah dipakai para bintang untuk berlaga di ajang tersebut, seperti sepatu milik Ronaldinho (Barcelona), Kaka (AC Milan), Francesco Totti (AS Roma) dan Filippo Inzhagi (AC Milan). Ada juga kaos beberapa bintang, termasuk kaos final Liga Champions 2006 yang ditanda tangani bintang asal Prancis, Zinedine Zidane. Dan yang unik, pengunjung bisa melihat piala Liga Champions yang pertama, yang kondisinya saat ini sudah rusak, kuping piala tersebut sudah patah.

Sistem pengamanan piala asli UEFA tersebut diterapkan cukup ketat. Menurut Jenny Tumewu Group Brand Manager Heineken pengamanan tidak disatukan dengan kargo dan wajib diasuransikan. Pada saat tiba piala tersebut wajib dijaga 2 orang petugas keamanan dan apabila piala tersebut sudah selesai di pamerkan akan ditaruh di suatu ruangan yang akan dijaga 2 orang petugas keamanan dan seterusnya hingga piala tersebut tiba dinegara lain.

Indonesia dipilih karena pangsa pasarnya yang besar dan sesuai dengan strategi bisnis Heineken yang akan mensponsori Liga Champions UEFA hingga 2009 di Asia. Lebih jauh ia menjelaskan setiap pertandingan Liga Champions Eropa rata-rata disaksikan oleh 280 juta pemirsa dan 160 juta diantaranya adalah penonton televisi di Asia.

Menurut hasil riset Sport + Markt Global Football Study, Pada November 2006, minat masyarakat terhadap olahraga sepakbola sebenarnya lebih tinggi di Asia (62%) dari pada di benua lainnya. Bahkan masih tinggi dibandingkan dengan Eropa (55%). Setelah Jakarta piala ini melanjutkan perjalanan ke Hong Kong, 16-18 Maret, Kuala Lumpur di The Curve, 24-25 Maret dan berakhir di Bangkok Central Word Square, Thailand 31 Maret sampai 1 April 2007 dan terakhir akan bersemayam di Olympic Stadium, tempat final Liga Champions 23 Mei 2007.



Sejarah Piala

Piala Juara Klub Eropa ( European Champion Clubs’ Cup) atau lebih dikenal dengan piala UEFA telah memiliki 6 Piala. Peraturan UEFA mengijinkan piala menjadi milik klub yang sudah menjadi juara selama lima kali atau selama tiga kali berturut-turut.

Pengecualian hanya pada pemilikan piala pertama. Piala pertama dibawa pulang Real Madrid setelah menang keenam kalinya ditahun 1966,1960,1959,1958,1957dan 1956. Setelah piala pertama dibawa pulang Real Madrid, sekretaris Jenderal UEFA, Hans Bangerter, memutuskan untuk membuat model yang baru dan memanggil ahli khusus dari Berne. Untuk membuat piala kedua tersebut UEFA mengumpulkan dana sebesar 10.000 franc Swiss. Piala kedua tersebut sekarang tersimpan apik di Ruang Piala tim Ajax yang menang tiga tahun berturut-turut 1971,1972,1973.

Piala ketiga tidak berumur panjang. Hanya tim Bayern Munchen yang membawanya pulang tiga tahun berturut-turut setelah menang tiga kali di tahun 1976,1975,1974. sedangkan piala keempat melanglang selama 18 tahun hingga akhirnya AC Milan membawanya pulang ke Italia pada tahun 1994

Piala kelima dibawa pulang Tim Liverpool pada tahun 2005 lalu setelah menang lima kalinya pada tahun 2005,1984,1981,1978,1977. Piala kelima tersebut mulai berkeliling kebanyak negara secara tahunan sejak tahun 1997 hingga akhirnya tim Liverpool membawanya pulang untuk dipajang di Ruang Piala mereka, di Anfield setelah mendudukkan tim AC Milan lewat pertandingan final yang mendebarkan. Didalam piala kelima tersebut tertulis nama-nama pemenang terdahulu dari tahun 1995.

Piala bertinggi 62cm dan berat 7,5kg yang terbuat dari perak murni yang dipamerkan adalah piala keenam yang dibuat karena peraturan UEFA mengijinkan klub yang juara tiga kali berturut-turut atau telah lima kali juara untuk menyimpan piala tersebut. Real Madrid adalah klub pertama yang berhak menyimpan piala itu, disusul Ajax, Bayern Munich, AC Milan, dan terakhir Liverpool.

Tidak ada komentar: