Indra Long: Investasi di Kepingan Original

26 Juli 2007

Investasi di Kepingan Original

Video rental masih jadi tujuan
penikmat film. Usaha franchise usaha rental ini pun ditawarkan.




Maraknya DVD dan VCD bajakan yang semakin sulit dibasmi tidak mengurangi para pencinta produk film original untuk dapat mendapat hiburan berkualitas. Dengan menyodorkan VCD dan DVD yang berkualitas dari segi gambar dan suara jernih, bisnis rental VCD dan DVD tak takut menghadapi gempuran VCD dan DVD bajakan. Malah beberapa di antara mereka menawarkan hak franchise. Salah satunya adalah Video Ezy.

Video Ezy adalah waralaba terbesar di bidang video rental-outlet ritel dengan lebih dari 1.000 outlet di beberapa negara. Sekali pun dengan persaingan pasar yang sangat tinggi Video Ezy terbukti bertahan di tengah ketatnya persaingan. Video Ezy yang didirikan di Australia pada tahun 1983 lalu dengan cepat memantapkan dirinya sebagai salah satu jaringan ritel paling inovatif di wilayah Asia Pasifik. Penyajian dan penataanya yang unik dan dipadu dengan strategi marketing yang hebat saat ini terlihat jelas sebagai video rental / franchise ritel nomor satu.

Bagus Yudiono Boesono pimpinan Video Ezy Indonesia mengatakan pada akhir tahun 2000, Video Ezy memiliki hampir 600 gerai di seluruh Australia dan Selandia Baru. Jumlah gerai sebesar itu menjadikannya perusahaan video rental terbesar di wilayah tersebut.

PT Video Ezy International (VEI) perusahaan yang mengantongi lisensi dari Video Ezy (Australia ) terus berekspansi dalam menambah gerainya. Hingga kini, mereka telah memiliki 132 gerai yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia dan berencana memiliki 300 gerai di tahun 2007 ini .

Video Ezy ingin memasarkan bisnis home entertainment ke seluruh dunia yang disesuaikan dengan keadaan pasar lokal. Dengan franchise berarti menyediakan kesempatan kepada masyarakat yang berpikiran ke depan untuk memiliki dan menjalankan bisnis yang menghasilkan. Video rental merupakan satu diantara bisnis yang paling menarik di Indonesia. Dengan adanya outlet Video Ezy maka bisa memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia tentang perbedaan kualitas video-video yang sah dengan bajakan. Format original adalah untuk kenyamanan mata saat menyaksikan film dan juga membuat player awet.

Waralaba video ezy sangat berbeda dengan waralaba biasanya. Seseorang yang tertarik dengan peluang bisnis waralaba biasanya wajib membeli lisensi atau izin penggunaan nama yang disebut <> atau <>. Selain berhak menggunakan nama dagang, sebagai imbalan, pembeli mendapat pengetahuan sistem bisnis serta pelatihan karyawan yang sama dengan pihak yang mengeluarkan lisensi.

Peminat waralaba Video Ezy hanya perlu menyediakan tempat (toko) yang nantinya akan menjadi gerai sebagai modal, sedangkan sisanya disiapkan oleh Video Ezy International sebagai franchisor. Tidak ada beban franchise fee yang dibebankan kepada para pemilik modal namun hanya sistem bagi hasil.

Dalam bagi hasil, Video Ezy tidak memungut royalty dari transaksi yang terjadi disetiap gerai, tetapi menggunakan pola bagi hasil yang komposisinya ditentukan saat negosisasi. Modal yang dibutuhkan untuk membuka gerai Video Ezy sebesar 100-150 juta untuk sewa tempat dan renovasi untuk satu tahun.

Untuk kelengkapan isi film yang akan menghiasi sudut rak, pemilik waralaba tidak usah bingung memikirkan berapa keping VCD dan Judul apa yang harus dipajang, tapi manajemen Video Ezy yang akan mengaturnya. Film yang ditawarkan sangat beraneka ragam mulai dari Barat hingga Asia dan Indonesia dengan kualitas original “Jadi kita akan ukur luas tokonya untuk menentukan berapa keping dan judul VCD yang akan disewakan nanti,” jelas Bagus.

Bagus mengatakan berinvestasi di bidang video rental masih memiliki potensi pasar yang sangat besar dikarenakan kebutuhan masyarakat akan hiburan yang semakin hari semakin meningkat। Dan menonton film di rumah merupakan hal yang paling efektif untuk mendapatkan hiburan dengan biaya yang murah. Harapan ke depannya Video Ezy Indonesia bertekad untuk mencapai tujuan dengan cara merangkul pemilik outlet yang memiliki kualitas tinggi dalam pelayanan .
Reportase : Indra Kusuma

Tidak ada komentar: